Rabu, 18 Desember 2019

Kisah Sang Pengelana

Bagimu bunga adalah tempatmu memetik madu. Mungkin kamu belum tau, jika hanya menginginkan madu, maka lebah yang seharusnya kau rayu. Atau kamu yang belum mampu, merawat dan memelihara sang bunga di taman rumahmu.

Typing...

Selasa, 17 Desember 2019

Tentang Patah Hati

Hanya karena dua manusia saling kasih, saling puji, saling dukung, dan saling melindungi, bukan berarti mereka saling cinta. Mungkin aku iya, kamu tidak.

Typing...

Minggu, 01 Mei 2016

Rindu

Biarkan saja rasa itu melambung indah di hatimu. Biarkan saja angan-anganmu membawa masuk kedalam ruang waktu. Biarkan saja air matamu menetes menahan rindu.

Rasanya menyesakkan jika mengingat yang telah berlalu. Rasanya hati ini seperti diremas kuat dan tenggorokan ini tercekat. Harapan-harapan dan impian rasanya pudar seketika. Saat dimana hati mulai merasa putus asa. Tidak ada yang kembali, tidak ada yang hadir, semua tertinggal di masa lalu.

Otakmu mulai memutar kembali memori-memori yang lalu. Memancar kuat seolah semua itu masih nyata di depan mata. Seolah semua itu hanya berjarak satu genggaman tanganmu. Hatimu meronta, hatimu berteriak 'kembalikan aku !'. Dan semua itu tidak akan pernah kembali.

Lalu hatimu mulai berharap. Harapan-harapan yang kamu tumbuhkan sendiri. Harapan-harapan yang muncul dari reaksi ketidakberdayaanmu menerima kenyataan bahwa semuanya telah berlalu. Kamu hanya akan bermain-main dengan ilusimu. Lalu kamu mulai menjadikan 'seandainya' sebagai pelarianmu. Bahkan 'seandainya' pun tidak akan membawa perubahan apapun dalam hidupmu. Tidak akan kembali.

Matamu mulai memanas, nafas semakin memburu, dada semakin sesak. Mau tidak mau kamu harus kembali dari dunia khayalmu, karena kamu sedang hidup di kenyataan. Linangkanlah air mata itu, semoga bisa membuatmu merasa lebih baik.

Nikmati saja rindumu sewajarnya. Sewajar tidak menuntut waktu mengulang kembali semuanya. Sewajar menerima kenyataan, penerimaan yang benar. Sewajar tidak berharap sesuatu yang akan membuatmu kecewa. Sewajar tidak melarikan diri pada kata 'seandainya'. Semua itu sudah jadi ketentuan-Nya.

Terimalah, relakanlah, dan bangkitlah. Biarkan saja rasa rindu itu melambung indah di hatimu, tanpa rasa sesak, karena kamu mampu menerima. Biarkan saja angan-anganmu membawamu masuk kedalam ruang waktu, tanpa rasa kecewa, karena dirimu tidak membuat harapan-harapan palsu. Biarkan saja air matamu mengalir, tanpa penuntutan, karena kamu paham keberadaan masa lalu hanya ada dalam benak saja, tidak berwujud, dan sudah berakhir.

Sabtu, 30 April 2016

Kesempatan Kedua

Kesempatan kedua hanyalah milik mereka yang bersungguh-sungguh. Kalau tidak yakin, jangan coba-coba memohon kesempatan ini. Karena tidak akan ada kesempatan ketiga.

Tidak ada yang pernah tau apa yang Tuhan persiapkan untuk kita, apa yang sedang Tuhan rencanakan. Kita manusia hanya tau menjalani kehidupan ini dengan sebaik-baiknya. Menjalani sesuai dengan pemahaman kita. Bisa jadi hari ini gagal, hari ini melewatkan peluang emas, melewatkan orang yang tepat, melewatkan waktu sia-sia. Bagi Tuhan, masih ada hari esok untuk memulainya kembali, memperbaiki kesalahan-kesalahan yang pernah terjadi. Bagi Tuhan, setiap hari adalah kesempatan kedua, tidak ada habisnya kesempatan itu Dia berikan supaya kita menjadi lebih baik lagi. Tuhanmu sungguh Maha baik :)

Tapi bagaimana dengan manusia ? Bagaimana dengan kesalahan yang kita lakukan pada manusia ? Bagaimana dengan peluang yang terlewatkan terhadap manusia ? Masihkah kita punya kesempatan untuk memperbaiki ?

Manusia itu bukan Tuhan yang mampu memaafkan segalanya, memaklumi semua kesalahan yang kita buat. Manusia itu hanya makhluk ciptaan-Nya yang tentu terbatas hati dan pemikirannya. Bagi yang merasa punya hati seluas samudera, sebetulnya hatimu tidak seluas itu sih, pernah kecewa juga kan ?

Kabar gembiranya adalah manusia dibekali hati nurani yang mampu bersimpati dan memaklumi bahkan memaafkan kesalahan yang masih masuk batas toleransi. Seberapa batasnya ? Itu tergantung pribadi masing-masing. Bagi yang hatinya seluas samudera, bisa jadi batas toleransinya lebih luas juga. Maka disinilah tercipta Kesempatan Kedua, dengan syarat kesalahan tersebut adalah kesalahan pertama.

Banyak orang mengatakan, kesempatan itu hanya datang satu kali, kalau ada kesempatan kedua itu artinya anugerah ! Beruntunglah kalian yang diberi kesempatan untuk mencicipi anugerah tersebut.

Ada beberapa hal yang harus dipahami mengenai kesempatan kedua. Orang yang memberimu kesempatan itu tentu akan berbeda dalam memandang dirimu, dia menjadi lebih selektif. Jangan salahkan kalau orang itu bisa jadi berbeda sikap terhadapmu. Pada saat ini kesungguhanmu benar-benar diuji. Yakinkah kamu untuk berubah menjadi lebih baik dan memperbaiki kesalahanmu ?

Seiring berjalannya waktu, jika kamu mampu menunjukkan kesungguhanmu memperbaiki kesalahanmu, orang itu bisa jadi kembali memberi kepercayaan kepadamu. Tapi jika kamu hanya bermain-main saja dengan kesempatan kedua, maka tidak akan pernah ada kesempatan ketiga untukmu. Semua orang berhak untuk memperjuangkan yang terbaik dengan cara yang terbaik pula. Semua orang juga berhak memutuskan kepada siapa kesempatan kedua akan diberikan. Bijaksanalah.

Tentang Berbahagia

Tidak mengapa kalau hari ini harus menangis, tapi pastikan besok air mata itu sudah harus terseka. Syukurilah tiap bulir air mata yang jatuh itu, Tuhan masih mengijinkan untuk merasakan kesedihan. Tapi besok, mulailah berbahagia. Terlalu banyak hal yang luput untuk disyukuri.

Mengapa manusia bersedih dan murung ? Sedangkan dirinya menyadari bahwa segala sesuatunya sudah digariskan oleh Sang Pencipta. Suka atau tidak suka, ridho atau tidak ridho, tetap akan terjadi. Apa sebabnya kamu bersedih ? Kehilangan jabatan ? Kehilangan keluarga ? Kehilangan harta ? Kehilangan sahabat ? Kehilangan cinta ? Bukankah kamu tau saat ada 'selamat datang' pasti akan ada 'selamat tinggal', entah dengan cara yang bagaimana. Di dunia ini terlalu banyak hal yang fana dan tidak ada yang kekal.

Tidak mengapa sedih sebentar, toh itulah yang hatimu rasakan, tidak bisa ditolak. Tapi jangan berlarut-larut dalam kesedihan, banyak hal yang patut kita syukuri. Tuhanmu sudah menjanjikan, akan datang sesuatu yang lebih baik bagi mereka yang bersabar.

Mungkin hari ini kita gagal untuk bertahan pada kedudukan tertentu, percayalah Tuhan akan menggantinya dengan kedudukan yang lebih baik untukmu. Mungkin juga hari ini kita kita gagal mempertahankan cinta, percayalah Tuhan sudah menyiapkan cinta yang terbaik untukmu bila waktunya sudah tepat. Mungkin hari ini kita ditinggalkan selamanya oleh keluarga terkasih, percayalah Tuhan telah menyiapkan tempat terbaik untuk mereka, do'akanlah mereka selalu. Bersyukur dan bersabarlah, semoga kamu lebih mudah untuk berbahagia.

Iliya Abu Madhi berkata :
Wahai yang mengadu, tidak ada penyakit bagimu. Bagaimana kamu akan makan jika dalam keadaan sakit.
Bagi satu jiwa, sejelek-jeleknya taman di muka bumi adalah kala ia meninggal sebelum melakukan perjalanan panjang.
Engkau melihat duri dalam bunga indah, dan tidak melihat embun diatas mahkota bunga.
Yaitu beban kehidupan yang berat, bagi orang yang berpikir bahwa kehidupan itu beban yang berat.
Dan demi dirinya tidak dapat melihat keindahan. Dia tidak dapat merasakan keindahan dalam sesuatu yang ada.
Nikmatilah waktu pagi selama engkau bersamanya, jangan khawatir sang pagi pergi sebelum ia benar-benar pergi.
Jika kesedihan menaungi kepalamu, maka sedikitlah memikirkannya agar tidak terasa.
Anda akan menemukan hakekatnya seperti burung Rawabi, dimana ia berlindung dibawah naungan yang tidak diketahui.
Kamu tidak dapat melihatnya dan kebun milik dirinya, dia menjadikannya seperti area pentas dan bernyanyi.
(La Tahzan for Women)

"Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk syurga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu ? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan)." (QS. Al Baqarah [2] : 214).

Tegarkanlah dirimu. Kita tidak akan bertemu fajar tanpa melewati malam. Sepanjang apapun malam itu, pastilah akan tetap terbit fajar. Jangan berputus asa, karena putus asa akan mengeruhkan perasaan. Genggamlah erat harapan, karena dapat memudahkan kesulitan.

Ubahlah sedikit caramu memandang kehidupan, banyak sekali hal-hal positif yang dapat kita rasakan. Saat kamu merasa dunia begitu tak adil, lihatlah bagaimana seorang kakek tua menjajakan asongan agar dapat membeli sekilo beras untuk keluarganya, sedangkan kamu hanya tinggal siap di meja makan. Syukurilah hal yang telah Tuhan tetapkan untukmu. Sekecil apapun hal itu, se sepele apapun itu. Kamu akan lebih merasa damai dan lebih mudah berbahagia.

Bahagia itu bukan karena apa yang diberikan orang lain. Bahagia itu kita sendiri yang ciptakan. Bagiku, bahagia itu sesederhana melihat senyum tulus kedua orangtuaku, sesederhana melakukan kebaikan dan bermanfaat untuk orang lain, sesederhana melihat tumbuhnya harapan di hatimu,  sesederhana mengikhlaskan dan memaafkan masa lalu. Jangan terlalu tinggi mematok level bahagia. Hidupmu terlalu singkat untuk memilah-milah kebahagiaan. Tegar dan janganlah berputus asa, jalanmu masih panjang.

Jumat, 29 April 2016

Jika

Tuhan, jika untuk dapat naik satu level harus belukar yang kuhadapi, maka dengan kaki berdarah-darah pun aku akan tetap berjalan.
Tuhan, jika untuk menjadi lebih tinggi harus air mata yang aku tumpahkan, maka akan kubiarkan menetes dan tetap bertahan.
Tuhan, jika untuk menguji keteguhan harus dengan kehilangan, maka dengan ikhlas akan kurelakan.
Tuhan, adakah dibalik rintangan sebuah kemudahan ?
Tuhan, adakah diantara gulita satu cahaya terang ?
Dan akankah ada jalan yang dapat kujejaki tanpa duri ?
Dan jika aku terjatuh, akankah bintang-bintang membawa mimpiku dari langit ?
Andai jika matahari membagi sedikit cahayanya, niscaya tidak ada manusia yang terperangkap dalam gelap.
Tapi Tuhan, bukankah niat yang sedang Kau uji ?
Maka Tuhan, akan aku luruskan niatku, janjiku, keteguhanku.
Karena Rabb ku tidak pernah menguji manusia melebihi batas kemampuannya.
Karena Rabb ku tidak pernah mengingkari takdir-Nya.
Karena Rabb ku tidak akan meninggalkan hamba-Nya.

Kamis, 28 April 2016

Sepenggal Isi Hatiku, Semoga Kamu Mengerti

"Aku paham, hakikat memperbaiki diri dan memantaskan diri. Menyelesaikan urusan dengan diri sendiri, barulah ada ruang untuk orang lain."

Ini semua bukan sekedar soal perjuangan, tapi juga kesiapan. Sudah siapkah kamu untuk mempercayakan hidupmu padaku ? Sudah siapkah kamu untuk berjuang bersamaku ? Sudah siapkah kamu untuk berjalan berdampingan denganku ? Aku tau betul isi hatimu, masih banyak hal yang ingin kamu lakukan, banyak hal yang ingin kamu pelajari. Hal-hal yang katamu tidak bisa kamu lakukan dengan keberadaanku.

Seandainya kamu yang menanyakan hal itu, bahkan selama aku bersamamu kamu sudah tau jawabannya. Berkali-kali aku sudah katakan padamu, aku mau mendampingimu untuk berjuang bahkan saat kondisi terburukmu. Aku mau terus memperbaiki diriku agar bisa menjadi pendamai hatimu. Aku mau berjalan berdampingan denganmu, bahkan rela menunggu dan menuntunmu. Karena aku masih memiliki harapan, aku percaya suatu saat kamu akan mampu menuntun jalanmu sendiri.

Tapi aku mengerti, aku sungguh paham keadaanmu. Kamu belum sekuat itu untuk membagi fokusmu dengan hal-hal lain. Kamu belum selihai itu membagi waktu untuk berbagai pekerjaanmu. Jadi tidak masalah kalau hari ini aku harus berjuang sendirian, aku cukup mampu melakukan itu. Lepaskanlah, jalani hidupmu yang mungkin lebih baik tanpa diriku. Aku sungguh peduli padamu, lakukanlah apa yang menurutmu baik untukmu. Setulus itu aku padamu, bahkan bukan aku lagi yang menjadi fokusku, kamu.

Berhentilah mengenang waktu yang lalu, semua itu hanya akan menghambat langkahmu. Jangan sampai keputusan yang kamu buat ini tidak berdampak apapun dalam hidupmu. Aku tau, tidak mudah untukmu membuat keputusan ini.

Ikhlaskanlah, lepaskanlah. Ini semua sudah menjadi keputusanmu. Sebagaimana aku mengikhlaskan semuanya, memaafkan semuanya. Aku dan dirimu sama-sama berhak untuk mendapat kedamaian.

Sayang, janganlah kamu mengharapkan yang sudah berlalu, berharaplah yang terbaik untukmu. Taukah kamu ? Bahkan mereka yang sudah merencanakan janji suci pun bisa diputus jalannya begitu saja oleh Tuhan. Apalah kita yang masih bermain dengan api asmara.

Suatu saat, jika memang Tuhan menghendaki, bisa jadi kita akan dipertemukan kembali. Pada waktu, tempat, dan kondisi yang paling tepat. Saat dirimu dan diriku sudah sama-sama selesai dengan urusan masing-masing. Saat dirimu sudah lebih mampu mengemban tanggungjawab di pundakmu. Saat aku sudah lebih bijaksana memandang kehidupan. Bersabarlah.

Tapi jika Tuhan tidak berkenan, akan ada orang lain yang mampu mengisi hari-harimu ataupun hari-hariku. Mohonlah yang terbaik, maka Tuhan akan memberikan yang terbaik untukmu. Siapapun itu, apapun itu.

Jadi, kembalilah pada tujuanmu. Mulailah melangkah dan iringilah dengan rasa syukur. Ingatlah untuk selalu bersyukur atas apapun yang terjadi dalam hidupmu. Semua itu sudah digariskan oleh Tuhan, pemilik skenario terbaik. Aku mendo'akanmu, semoga kita senantiasa menjadi orang yang beruntung. Tersenyum dan berbahagialah, jalanmu masih panjang.